Lawrence Alma-Tadema cover
Lawrence Alma-Tadema

Lawrence Alma-Tadema

GB

26

Karya Seni

1836 - 1912

Masa Hidup

Biografi Seniman

23 days ago

Sir Lawrence Alma-Tadema (1836–1912) adalah seorang pelukis kelahiran Belanda yang menjadi terkenal di Inggris era Victoria, dirayakan karena adegan-adegan zaman klasik kuno yang digambar dengan sangat detail dan mewah, khususnya Kekaisaran Romawi. Lahir dengan nama Lourens Alma Tadema di Dronryp, Belanda, ia menunjukkan bakat artistik sejak dini. Setelah krisis kesehatan pada usia lima belas tahun membuatnya serius menekuni seni, ia berlatih di Royal Academy of Antwerp di Belgia, belajar di bawah tokoh-tokoh terkenal seperti Gustaf Wappers dan kemudian membantu Louis Jan de Taeye dan Baron Hendrik Leys. Tahun-tahun formatif ini menanamkan dalam dirinya gairah akan akurasi historis dan subjek klasik, awalnya berfokus pada tema Merovingian sebelum beralih ke latar Mesir dan, yang paling terkenal, Yunani-Romawi.

Pada tahun 1863, Alma-Tadema menikahi Marie-Pauline Gressin-Dumoulin. Perjalanan bulan madu mereka ke Italia, terutama Pompeii, sangat memengaruhi arah artistiknya, menyulut daya tarik seumur hidup terhadap kehidupan sehari-hari dan arsitektur Romawi. Tragedi melanda dengan kematian Pauline pada tahun 1869. Mencari awal baru dan didorong oleh pedagang seni Ernest Gambart, Alma-Tadema pindah ke London pada tahun 1870. Di sana, ia bertemu dan menikahi Laura Theresa Epps, seorang seniman ulung, pada tahun 1871. Ia mengubah namanya menjadi Lawrence Alma-Tadema, secara strategis memasukkan 'Alma' ke dalam nama keluarganya untuk penempatan katalog yang lebih baik. Kariernya berkembang pesat di Inggris; ia menjadi penduduk tetap Inggris pada tahun 1873 dan terpilih sebagai Anggota Akademi Kerajaan pada tahun 1879, mencapai popularitas dan kesuksesan finansial yang luar biasa.

Gaya artistik Alma-Tadema dibedakan oleh perhatiannya yang luar biasa terhadap detail, warna cemerlang, dan penggambaran tekstur yang ahli, terutama marmer, yang membuatnya mendapat julukan 'pelukis marmer'. Ia adalah seorang perfeksionis, melakukan penelitian ekstensif, menggunakan temuan arkeologis, foto, dan artefak museum untuk memastikan akurasi historis latar, kostum, dan objeknya. Lukisannya sering menggambarkan sosok-sosok lesu dalam interior mewah atau dengan latar belakang Mediterania yang menakjubkan, membangkitkan kesan kemewahan dan drama intim dari dunia kuno. Karya-karya kunci seperti "The Roses of Heliogabalus" (1888), "An Audience at Agrippa's" (1876), "Spring" (1894), dan "The Tepidarium" (1881) menunjukkan keahliannya dalam menciptakan visi zaman kuno yang imersif dan kaya secara historis.

Selain lukisan kuda-kuda, upaya artistik Alma-Tadema meluas hingga merancang interior mewah untuk rumah-rumahnya di London, yang sering menjadi latar dalam lukisannya. Ia juga terlibat dalam desain teater, menciptakan kostum dan set, serta merancang furnitur, tekstil, dan bingkai foto, yang sering terinspirasi oleh motif Pompeii atau Mesir. Pendekatannya yang cermat, meskipun dirayakan, terkadang menuai kritik karena terlalu bertele-tele atau menyerupai katalog museum. Ia dianugerahi gelar kebangsawanan pada tahun 1899 atas kontribusinya pada seni, salah satu dari hanya delapan seniman Kontinental yang menerima kehormatan ini pada saat itu. Sistem penomoran opusnya, yang mencapai CCCCVIII dengan "Preparations in the Coliseum" (1912), membantu mengotentikasi karyanya.

Meskipun ketenarannya yang luar biasa selama era Victoria, reputasi Alma-Tadema menurun tajam setelah kematiannya pada tahun 1912, dibayangi oleh munculnya gerakan seni modern yang tidak disetujuinya. Kritikus seperti John Ruskin menolak karyanya. Namun, kebangkitan minat yang signifikan dimulai pada tahun 1960-an, yang mengarah pada evaluasi ulang kontribusinya terhadap seni abad ke-19. Saat ini, ia diakui sebagai salah satu pelukis subjek klasik terkemuka pada masanya, dikagumi karena keahlian teknisnya dan kemampuannya untuk menghidupkan dunia kuno dengan detail yang jelas dan suasana yang menggugah. Lukisannya telah secara signifikan memengaruhi penggambaran sinematik zaman kuno, dari epos Hollywood awal oleh D.W. Griffith dan Cecil B. DeMille hingga film-film modern seperti "Gladiator". Karya-karyanya kini mencapai harga tinggi di lelang, mencerminkan statusnya yang telah pulih dalam sejarah seni.