Kembali ke galeri
Senja di Itako

Apresiasi Seni

Cetakan kayu yang mempesona ini menangkap pemandangan senja yang tenang di sepanjang desa tepi sungai yang damai. Komposisi ini berpusat pada deretan rumah tradisional Jepang dengan atap miring dan pagar kayu yang memudar perlahan dalam cahaya sore hari. Pohon-pohon tinggi tanpa daun menjulang, cabang-cabangnya yang halus digambar dengan garis-garis tipis yang menonjolkan siluet rapuh mereka di latar langit biru yang semakin gelap. Titik fokusnya adalah bulan pucat yang bersinar, tergantung tepat di atas cakrawala, cahayanya yang keperakan memantul indah di air tenang di bawahnya, menciptakan jalur berkilau dari riak lembut yang meluas ke arah penonton.

Penggunaan gradasi palet warna oleh seniman — dari biru yang sejuk dan menenangkan air dan langit hingga warna tanah yang lebih redup dari bangunan dan vegetasi — memberikan karya ini suasana yang tenang, hampir seperti meditasi. Tekstur halus permukaan air dan detail rumit dermaga serta perahu membangkitkan suara riak lembut dan desir dedaunan, mengundang ketenangan untuk merenung. Cetakan ini adalah contoh perpaduan gerakan shin-hanga antara teknik ukiyo-e tradisional dengan realisme gaya Barat, menekankan efek atmosfer dan suasana hati. Ia membangkitkan hubungan nostalgia dan puitis dengan Jepang pedesaan pada saat senja, menjadikannya penghormatan abadi terhadap keindahan alam dan kehadiran manusia yang halus.

Senja di Itako

Hasui Kawase

Kategori:

Dibuat:

Tanggal tidak diketahui

Suka:

0

Dimensi:

843 × 1170 px

Unduh:

Karya seni terkait

Kuil Zojoji di Shiba
Hiraizumi Konjikidō 1957 (Karya Terakhir, Karya Terakhir Sang Seniman)
Bulan Musim Semi, Pantai Ninomiya
Kuil Honmon, Ikegami
Jembatan Kiyosu 1931
Pagoda Ikegami Honmon-ji, 1928
Musim Panas di Itako
Bunga Sakura Malam Koganei
Catatan Perjalanan III (Oleh-oleh dari Beppu) 1928
Koleksi Pemandangan Jepang: Karatsu (Bekas Gudang Beras) 1922
Catatan Perjalanan III (Volume Ketiga Suvenir Perjalanan) Kuil Tenmangu Osaka 1927
Seri Pemandangan Jepang: Wilayah Amakusa 1922