
Apresiasi Seni
Saat melihat karya ini, saya segera tertarik pada adegan yang penuh rasa hormat yang menyeramkan. Komposisi memperlihatkan latar belakang kuno yang berbatu, dikelilingi oleh tebing-tebing yang menceritakan kisah-kisah yang lama terlupakan. Sosok-sosok yang mengenakan putih—figure-figure yang terbungkus dalam jubah panjang—melintasi lengkungan, menimbulkan suasana mistis dan khidmat. Kehadiran mereka etereal, hampir seperti hantu, saat mereka melangkah menuju yang tidak diketahui, mungkin menandai suatu ritual atau peralihan.
Palet warna adalah tarian mencolok dari nada-nada bumi; kaya merah dan cokelat bercampur dengan putih-putih yang menghantui, menciptakan kontras yang meningkatkan dampak emosional karya ini. Kualitas tekstur dari batuan terasa hampir dapat dirasakan; kita bisa membayangkan mengusap permukaannya yang kuno, mendengarkan bisikan masa lalu. Karya ini berbisik tentang spiritualitas dan beratnya tradisi, mengajak para penonton untuk merenungkan arti dari ruang ini dan orang-orang kuno yang pernah menghuni tempat ini. Kita tak bisa tidak merasakan keterhubungan dengan yang tidak diketahui, menyelimuti diri kita dalam antisipasi penemuan saat figure-figure ini melangkah maju dengan penuh tujuan, mencerminkan dialog kuno antara yang terlihat dan yang tak terlihat.