Kembali ke galeri
Menara Jam Okayama 1947

Apresiasi Seni

Cetakan kayu yang memukau ini menggambarkan sebuah jalan kota tradisional Jepang di bawah hujan lembut, dengan menara jam tinggi berlapis-lapis sebagai pusatnya yang memiliki atap genteng khas. Sang seniman dengan piawai menyeimbangkan detail arsitektur dan kedalaman atmosfer, mengarahkan mata pemirsa ke menara yang menjulang lalu sepanjang jalan batu basah yang dipagari bangunan kayu. Palet warna menggunakan nuansa tenang namun kontras — biru dingin untuk langit dan bayangan bangunan, dipadukan dengan coklat dan abu-abu bumi untuk kayu dan batu—membangkitkan suasana tenang dan merenung. Hujan turun dengan lembut menyilang, berkilau di jalan dan atap yang basah, pantulan halus dan goresan hujan yang linier menambah dinamika, menangkap momen damai dan sementara.

Komposisi ini menggabungkan dengan mahir arsitektur tradisional Jepang dengan keheningan kota yang hanya hujan ringan dapat bawakan, menciptakan resonansi emosional yang menggabungkan nostalgia dengan apresiasi akan keindahan yang sementara. Dibuat pada era pasca-perang 1947, karya ini secara halus mencerminkan kerinduan akan ketenangan dan kelanjutan di tengah perubahan. Ini adalah bukti semangat ukiyo-e yang bertahan lama, menangkap lanskap kota sehari-hari dengan realisme detil dan sensitivitas puitis. Keterampilan cermat dan estetika halus mengungkapkan rasa hormat mendalam sang seniman terhadap tempat dan waktu, membawa pemirsa ke jalan Jepang yang basah oleh hujan dan kaya tradisi.

Menara Jam Okayama 1947

Hasui Kawase

Kategori:

Dibuat:

1947

Suka:

0

Dimensi:

2094 × 3100 px

Unduh:

Karya seni terkait

Kolam Shiba Benten 1929
Jalur Gunung Karigasaka 1927
Kumpulan Pemandangan Jepang: Hizen Kazusa 1937
Prefektur Aomori Kanita 1933
Cahaya Bulan Senja di Kuil
Jurnal Perjalanan III: Kursi Kekaisaran Danau Tazawa
Catatan Perjalanan III (Oleh-oleh Perjalanan Vol. 3) Izumo Hinomisaki 1924
Catatan Perjalanan I (Tabimiyage Daiichishu) Kanazawa Ryunokaku 1920
Kuil Minobu-san Kuon-ji 1930
Catatan Perjalanan III - Jembatan Kintai Suo 1924