Kembali ke galeri
Merpati yang Dikirim dari Bahtera

Apresiasi Seni

Grafik hitam-putih yang penuh makna ini menampilkan sebuah bahtera monumental yang beristirahat di atas bukit berbatu, dengan seekor merpati terbang ke langit yang tidak pasti. Bahtera mendominasi setengah atas komposisi, bentuk kayunya yang masif diperinci dengan garis-garis presisi yang menunjukkan skala dan bobotnya yang besar. Di bawahnya, di latar depan, terdapat pemandangan kacau dan suram dari sosok manusia dan hewan yang terjalin dan tersebar di batu-batu curam dan air terjun, melambangkan akibat dari banjir besar. Penggunaan chiaroscuro menyoroti kontras dramatis antara cahaya dan gelap, menekankan bahtera sebagai mercusuar harapan di tengah kehancuran.

Komposisi ini secara alami mengarahkan mata penonton dari tubuh-tubuh tragis di bawah ke merpati yang terbang, sebagai simbol puitis dari kelangsungan hidup dan pembaruan. Teknik garis teliti dan cross-hatching dalam etsa memberikan tekstur kaya pada gambar, memungkinkan detail rumit baik pada lanskap maupun sosok. Secara emosional, pemandangan ini menggugah perasaan kehilangan yang mendalam tapi juga optimisme yang rapuh, menangkap ketegangan antara keputusasaan dan keselamatan dalam narasi alkitabiah ini. Dibuat pada tahun 1866, karya ini mencerminkan ketertarikan abad ke-19 terhadap tema-tema religius yang diinterpretasikan melalui lensa Romantisisme dan Realisme, mewujudkan simbolisme spiritual dan kerentanan manusia.

Merpati yang Dikirim dari Bahtera

Gustave Doré

Kategori:

Dibuat:

1866

Suka:

0

Dimensi:

1487 × 1885 px

Unduh:

Karya seni terkait

Ilustrasi untuk Singoalla Angin adalah Kekasihku
William Marshall, Earl of Pembroke
Dua petani yang mencangkul
Bernyanyi dan Pulang
Aroma yang Baik di Hujan Malam
Setelah Embun Beku yang Parah dan Matahari yang Garang, Angin Musim Semi Akhirnya Tiba di Gubuk Jerami
Melihat Keluar dari Sarang
Di mana ada kesulitan, ada solusi, di mana ada harapan, duri dapat berubah menjadi beras.
Siapa yang Mengingat Tuan Rumah Setelah Tiga Cangkir
Kembali dalam Kemenangan dan Membuka Jubah Pertempuran
Teman di ujung dunia
Anak-anak Belajar Bertani
Tidak Takut Kekurangan, Tapi Takut Ketidakadilan