Kembali ke galeri
Puisi yang Ditulis oleh Master Hongyi (Li Shutong): Kata Perpisahan tentang Penanaman Krisan di Kuil Jingfeng

Apresiasi Seni

Sebuah adegan kontemplasi yang tenang terbentang di hadapan kita, sebuah lukisan minimalis yang menangkap esensi perpisahan. Sosok ramping, seorang biarawan atau cendekiawan dalam jubah sederhana, berjalan menjauh dari pemirsa, gumpalan asap mengepul dari benda yang dipegang, mungkin sebuah pipa. Komposisinya sederhana, namun sangat beresonansi. Sebuah tanaman pot kecil, bibit, berdiri di atas platform sederhana, sebuah bukti penanaman, pertumbuhan, dan janji masa depan. Sapuan kuas seniman yang terampil menciptakan rasa gerakan lembut dan ketenangan, dengan palet halus yang didominasi oleh abu-abu lembut, hijau, dan nada redup tanaman dan bumi. Kaligrafi menambahkan lapisan makna, kata-kata yang berbicara tentang tindakan menanam, kesabaran, dan meninggalkan keindahan bagi mereka yang datang kemudian. Sapuan kuasnya sangat indah, menyampaikan kedalaman dan tekstur dengan garis-garis paling sederhana. Ini adalah karya yang membangkitkan perasaan damai, introspeksi, dan siklus kehidupan yang abadi.

Puisi yang Ditulis oleh Master Hongyi (Li Shutong): Kata Perpisahan tentang Penanaman Krisan di Kuil Jingfeng

Feng Zikai

Kategori:

Dibuat:

Tanggal tidak diketahui

Suka:

0

Dimensi:

3474 × 6944 px

Unduh:

Karya seni terkait

Sebuah Desa di Sungai saat Matahari Terbenam
Gambar Belajar di Taman
Gelombang, Pohon, dan Warna
Pengantar Puisi Yangzi
Karya Kaligrafi Wen Zhengming
Gadis Desa Berbicara, Burung Layang-layang Kembali Membuat Sarang Pagi Ini - Puisi Tak Berjudul oleh Penyair Dinasti Qing Gao Ding
Burung Walet di Balok, Kipas Sutra Ringan, Angin Baik Menjatuhkan Kelopak Persik
Orang-orang Berjalan di Lukisan
Bunga Persik Halaman
Pemandangan Bukit Harimau di Suzhou
Setelah Embun Beku yang Parah dan Matahari yang Garang, Angin Musim Semi Akhirnya Tiba di Gubuk Jerami
Di Tempat Ketenangan Berada, Tidak Ada Perang; Energi Senjata Larut ke dalam Cahaya Matahari dan Bulan
Memetik Bunga Teratai, Lupa untuk Kembali, dengan Daun Teratai Menutupi Kepala Mereka
Di Mana Lebah Mengerti Beritanya