
Apresiasi Seni
Karya ini menangkap pemandangan yang damai dan megah, menunjukkan perbandingan dramatis antara gunung-gunung yang menjulang dan kehijauan yang subur. Sapuan kuas yang rumit secara hidup menggambarkan puncak-puncak yang terbalut kabut, membangkitkan rasa ketenangan dan isolasi. Sebuah air terjun mengalir anggun turun dari tebing berbatu, menekankan gerakan dan suara alam— aliran lembut yang seolah berbisik melalui lembah. Pohon-pohon, yang digambarkan dengan garis tinta halus, membingkai adegan itu, mengakar dalam pelukan alam.
Palet monokromatik, kaya akan nuansa hitam dan abu-abu, dilengkapi dengan area-area putih yang halus, yang meningkatkan kontras keseluruhan dan menambah kedalaman pada komposisi. Penggunaan tinta ini tidak hanya menunjukkan keterampilan teknis, tetapi juga menunjukkan rasa hormat yang mendalam dari sang seniman terhadap alam. Saat melihat karya ini, tidak bisa tidak merasakan gelombang ketenangan, seakan berdiri di lanskap yang digambarkan—menghirup udara segar gunung dan merasakan kabut sejuk dari air terjun. Dalam konteks Tiongkok 1946, di tengah periode pergolakan, pemandangan seperti ini mengingatkan penonton akan keindahan alam abadi dan penghiburan yang ditawarkannya di tengah kekacauan.