
Apresiasi Seni
Adegan terbentang di hadapan kita—aliran warna kuning hangat, diselingi warna biru dan hijau dingin dari sungai dan pakaian para wanita. Para wanita, membungkuk pada tugas mereka, dirender dengan rasa kesederhanaan yang kuat. Bentuk mereka padat, wajah mereka sebagian besar tidak jelas; kita diundang untuk merenungkan pekerjaan itu sendiri, irama bersama dari pekerjaan. Sapuan kuasnya berani, hampir kasar, menciptakan rasa gerakan dan tekstur yang menghidupkan pemandangan. Ini adalah jendela ke waktu dan tempat di mana kehidupan sehari-hari adalah permadani kegiatan sederhana.
Pendekatan seniman terhadap warna sangat memukau; ada penggunaan warna kontras yang disengaja. Seniman menggunakan sapuan kuas yang berani untuk memahat figur dan lanskap. Seolah-olah sang seniman tidak hanya menangkap sebuah adegan, tetapi juga inti dari pengalaman pedesaan. Permainan cahaya dan bayangan minimal, namun efektif, menanamkan adegan dengan rasa keabadian, seolah-olah para wanita ini telah bekerja di sini selama berabad-abad, dan akan terus melakukannya, dengan martabat yang sama, lama setelah kita pergi.